Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan


Oleh Kibtiyah Sri Rahayu_CGP Angkatan 5 dari SMPN 4 Jepara

  1. Pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara 

Berbicara mengenai pendidikan khususnya di Indonesia, tidak lepas dari peranan Ki Hadjar Dewantara yang dijuluki sebagai bapak pendidikan nasional. Ki Hadjar Dewantara terkenal dengan semboyannya yakni ing ngarso sung tuladha (di depan memberi teladan), ing madya mangun karsa (di tengah memberi semangat), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan).


Dasar-dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan antara lain: 

1. Tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak. Dalam “menuntun” ini, anak diberi kebebasan namun kita sebagai pendidik dan sebagai ‘pamong’ kita memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah sehingga anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaannya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 


2. Pendidikan adalah sebuah proses persemaian benih di ladang, dimana murid dianalogikan sebagai benih, guru sebagai petani dan sekolah sebagai ladangnya. Benih jagung tetap akan menjadi jagung, tidak akan berubah menjadi padi. Tetapi, tumbuh subur dan berkualitasnya jagung sangat ditentukan dari perlakukan petani dalam merawat benih jagung tersebut, seperti itulah pendidikan disekolah. Berhasil tidaknya seorang murid, tumbuh berbudi dan berkarakter juga merupakan peran guru dalam mendidik di sekolah.


3. Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan lingkungan tempat anak itu tinggal. Kodrat zaman berarti kita dalam mendidik harus disesuaikan dengan zamannya, baik dalam proses mengajarnya maupun konten materi yang diajarkan harus disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan zaman, agar anak dapat hidup, berkarya dan menyesuaikan diri.


4. Budi pekerti/ watak/ karakter anak terbentuk tidak lepas dari proses pengajaran yang diberikan oleh guru, dengan kita memberikan tauladan yang baik diharapkan anak dapat menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan dalam hidupnya.


B. Kesimpulan dan Refleksi Terhadap Pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara

  1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari modul 1.1 tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya beranggapan bahwa tugas guru adalah memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada murid, guru hanya perlu mentransfer ilmu yang dimiliki kepada murid-muridnya, sehingga pembelajaran seolah-olah terfokus pada guru. Selain itu, murid juga dituntut untuk bisa mengerti dengan apa yang disampaikan oleh guru tanpa memperdulikan bahwa masing-masing anak mempunyai kodratnya masing-masing. Anak memiliki kemampuan, karakter, bakat dan minat yang berbeda-beda, sehingga guru tidak seharusnya menuntut siswanya untuk selalu paham dengan semua ilmu pengetahuan yang disampaikan. 

  1. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

Setelah mempelajari modul 1.1 tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya menyadari bahwa pembelajaran seharusnya berfokus pada murid, guru tidak seharusnya memaksakan kehendaknya kepada murid, karena mereka memiliki kemampuan, karakter, bakat dan minat yang berbeda-beda. Seharusnya proses pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan bagi anak, sehingga anak akan dengan suka hati tanpa keterpaksaan belajar sesuai dengan kodrat kemampuannya masing-masing.

  1. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Yang segera dapat saya terapkan kepada kelas saya agar pembelajaran mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah memperbaiki pola pengajaran yang selama ini saya lakukan. Jika sebelumnya pembelajaran berpusat pada guru, maka pembelajaran selanjutnya akan saya buat supaya berpusat pada anak, misalnya dengan membuat kesepakatan dengan murid terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran, tujuannya agar anak merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran. Kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya, materi pembelajaran dikemas dengan menyenangkan dan jika diperlukan, dapat pula diselingi dengan permainan-permainan agar anak merasa senang dalam pembelajaran, karena hasil akhir yang diharapkan dari proses belajar itu sendiri adalah agar anak dapat menemukan keselamatan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Dalam proses pembelajaran dapat pula kita sisipkan dengan nilai-nilai sosial budaya sesuai dengan daerah kita. Misalnya, dengan mengenalkan salah satu kerajinan asli Jepara yaitu tenun troso. Nilai kesabaran dan kreatifitas dalam menenun dapat kita masukan dalam proses pembelajaran untuk pembentukan karakter anak. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan praktikum penyabuanan etil asetat

LAPORAN PRAKTIKUM VOLUME MOLAL PARSIAL

Contoh Soal Persamaan reaksi