LAPORAN PRAKTIKUM VOLUME MOLAL PARSIAL
`VOLUME MOLAL PARSIAL
Lab.
Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung
D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang, Indonesia. Kode pos 50299
kibtiyahrahayu@gmail.com, 085640103552
Abstrak
Volume molal parsial
suatu larutan didefenisikan sebagai penambahan volume yang terjadi bila satu
mol komponen I ditambahkan pada larutan. Percobaan volume molal
parsial bertujuan untuk menentukan volume molal parsial larutan NaCl dalam
berbagai konsentrasi yang dilakukan dengan cara mengukur berat
jenis larutan NaCl menggunakan
piknometer. Konsentrasi larutan NaCl divariasikan menjadi 5 yaitu 2,0544 M; 1,0272 M; 0,5136 M; 0,2568 M dan 0,1284 M yang dibuat
dari larutan induk 2,0544 M dan diencerkan sampai volume 100
ml. Larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi kemudian ditimbang dan diukur
temperaturnya. Berat larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi dibandingkan
dengan berat piknometer kosong dan piknometer yang berisi aquades. Data yang
didapatkan dari percobaan kemudian diolah dengan menggunakan perhitungan
analitik dan grafik regresi linear volume molar parsial Vs akar dari molalitas
larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi. Dari percobaan yang telah dilakukan,
terlihat bahwa semakin besar konsentrasi larutan NaCl semakin besar pula berat
larutan dalam piknometer sehingga densitas larutan juga semakin besar. Hal
ini dikarenakan konsentrasi
berbanding lurus dengan densitas larutan. Volume molal larutan NaCl yang
diperoleh sebesar 25, 92 cm3/mol.
Kata kunci : densitas; konsentrasi; volume molal parsial.
Abstract
Partial molal volume
of a solution is defined as the volume expansion that occurs when one
mole of component I added to the solution. Partial molal volume of experiments
aimed to determine the partial molal volume of NaCl
solutions of various concentrations were done by measuring the specific gravity
of NaCl solution using a pycnometer. NaCl concentration was varied to 5 namely
2.0544 M; 1.0272 M; 0.5136 M; 0.2568 M and 0.1284 M were made from the mother
liquor 2.0544 M and diluted to a volume of 100 ml. Weight NaCl solution with varying
concentrations compared with the weight of the empty pycnometer and the pycnometer
with distilled water. The data obtained from the experiments are then processed
by using analytic calculations and graphs of linear regression partial molar
volume Vs root of the molality of NaCl solutions with different concentrations.
From the experiments that have been conducted, it is seen that the greater the
concentration of NaCl solution, the greater the weight of the pycnometer so
that the greater the density of the solution as well. This is because the
concentration is proportional to the density of the solution. Molal volume of
NaCl solution obtained at 25, 92 cm3/mol.
Keywords : density ; concentration ; partial molal volume .
Keywords : density ; concentration ; partial molal volume .
Pendahuluan
Besaran suatu padatan atau gas dalam larutan
biasanya dinyatakan sebagai molalitas daripada sebagai fraksi mol. Misalnya,
kebanyakan data tentang bebas pembentukan zat larutan encer mengacu kepada keadaan
rujukan bermolalitas satu. Ini adalah hal yang umum dan molalitas memiliki arti
teori yang kurang dari fraksi mol.
Molalitas suatu zat terlarut adalah jumlah mol tiap
kg zat pelarut. Hal ini memiliki sifat molal parsial untuk menentukan volume
molal parsial dan sifat molal parsial yang paling mudah digambarkan adalah
volume molal parsial komponen dalam sampel terhadap volume total. Volume molal
parsial suatu larutan didefenisikan sebagai penambahan volume yang terjadi bila
satu mol komponen I ditambahkan pada larutan. Volume molal parsial dari
komponen-komponen dalam larutan merupakan salah satu sifat termodinamik molal
parsial utama yang dapat ditentukan dengan bantuan metode grafik dengan bantuan
menggunakan fungsi hubungan analitik yang menunjukkan hubungan J dan ni
dan dengan menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran molal nyata.
Berdasarkan teori di atas serta
untuk mengetahui metode-metode penentuan volume molal parsial yang merupakan
sifat dari termodinamika molal parsial utama maka percobaan ini dilakukan
sehingga mempermudah dalam memahami teori yang ada serta menganalisis sekiranya
tidak terdapat korelasi antara hasil yang diperoleh di laboratorium dengan apa
yang ada dalam teori.
Termodinamik
molal parsial memiliki tiga sifat utama yaitu : 1) volume molal parsial dari
komponen – komponen dalam larutan, 2) entalpi molal parsial atau disebut juga sebagai
pana diferensial larutan dan 3) energi bebas
molal parsial atu disebut juga potensial kimia. ketiga sifat termodinamaik
molal parsial dapat ditentukan dengan mengunakan metode grafik, hubungan
analitik yang menunjukan J dan n1 serta dengan menggunakan suatu fungsi yang
disebut dengan besaran molal nyata yang ditentukan sebagai berikut.
Dimana J⁰1 merupakan metode harga molal untuk
komponen murni dan dengan menggunakan metode intersep. Sifat molal parsial dari
suatu komponen dalam suatu larutan dan sifat molal untuk senyawa murni adalah
sama jika larutan tersebut ideal (Dogra dan Dogra, 1990).
Molal
atau molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol solute per kg solven. Berarti merupakan
perbandingan antara jumlah mol solute dengan massa solven dalam kilogram.
Jadi, jika ada larutan 1,00 molal
maka larutan tersebut mengandung 1,00 mol zat telarut dalam 1,00 kg pelarut. Secara
matematik, volume molal parsial didefinisikan sebagai
Dimana
adalah volume molal parsial dari komponen ke-i. Secara fisik berarti kenaikan dalam besaran termodinamik V yang diamati bila satu mol senyawa i ditambahkan ke suatu sistem yang
besar, sehingga komposisinya tetap konstan. Pada temperatur dan
tekanan konstan, persamaan
di atas dapat ditulis sebagai dan dapat di integrasikan menjadi .
Arti
fisik dari integrasi ini adalah bahwa ke suatu larutan yang komposisinya tetap,
suatu komponen n1, n2,...,
ni ditambah lebih lanjut, sehingga komposisi relatif dari
tiap-tiap jenis tetap konstan. Karenanya besaran molal ini tetap sama dan
integrasi diambil pada banyaknya mol.
Ada
tiga sifat termodinamik molal parsial utama, yakni: (i) volume molal parsial
dari komponen-komponen dalam larutan (juga disebut sebagai panas differensial
larutan), (ii) entalpi molal parsial, dan (iii) energi bebas molal parsial
(potensial kimia). Sifat-sifat ini dapat ditentukan dengan bantuan (i) metode
grafik, (ii) menggunakan hubungan analitik yang menunjukkan V dan ni, dan (iii) menggunakan suatu fungsi yang disebut
besaran molal nyata yang ditentukan sebagai:
Atau
Metode
Untuk
menentukan volume molal parsial dari suatu zat dilakukan dengan cara menimbang larutan
sampel dengan berbagai konsentrasi dengan menggunakan piknometer yang
sebelumnya sudah diketahui beratnya.
Bahan yang digunakan dalam pecobaan
volume molal parsial adalah NaCl for syn
dari Merck dan aquades. Sedangkan alat yang digunakan dalam percobaan ini
adalah 2 buah piknometer piknometer 25 ml pyrex
made england, 2 buah labu ukur 25 ml dan 50 ml pyrex made england, 5 buah erlenmeyer 100 ml pyrex made England , 2 buah pipet tetes, 3 buah pipet volume 25 ml,
10 ml dan 5ml pyrex, 1 buah beaker
glass 100 ml pyrex made england.
Percobaan
dilakukan dengan menggunakan garam Natrium Klorida dengan 5 variasi konsentrasi, yaitu 2,0544
M; 1,0272 M; 0,5136 M; 0,2568 M; dan 0,1284 M yang diperoleh dari hasil
pengenceran larutan NaCl induk dengan konsentrasi 2 M.
Pertama dibuat larutan NaCl 2 M sebagai larutan
induk dengan cara menimbang Kristal NaCl sebanyak 12,0067
gram dan dilarutkan sampai volume 100
ml dengan aquades. Larutan NaCl 2,0544
M digunakan sebagai larutan induk untuk membuat variasi konsentrasi NaCl. Larutan
NaCl dengan konsentrasi 1,0272
M dibuat dengan cara mengambil larutan induk sebanyak 25 ml dan diencerkan
sampai volume 50 ml
dengan aquades. Larutan NaCl 0,5136
M dibuat dengan cara mengambil larutan induk sebanyak 12,5 M dan diencerkan
sampai volume 50
ml dengan aquades. Larutan NaCl 0,2568
dibuat dengan cara mengambil larutan induk sebanyak 6,25 ml dan diencerkan
sampai volume 50
ml dengan aquades. Larutan NaCl 0,1284
dibuat dengan cara mengambil larutan induk sebanyak 3,125 dan diencerkan sampai
volume 50
ml dengan aquades. Sehingga terdapat 5 variasi konsentrasi larutan NaCl.
Larutan NaCl dengan berbagai
konsentrasi ditimbang dengan menggunakan piknometer. Sebelum penimbangan
larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi, dilakukan penimbangan piknometer
kosong dan penimbangan piknometer berisi
aquades. Penimbangan larutan NaCl dimulai dari NaCl dengan konsentrasi rendah
dan dilanjutkan dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Selanjutnya dilakukan
pengukuran temperature ruangan saat percobaan berlangsung. Kemudian mengukur
temperature larutan NaCl setelah larutan NaCl ditimbang.
Dalam percobaan ini dihitung bobot
piknometer yang berisi larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi dan
dibandingkan dengan bobot piknometer ksong dan piknometer yang berisi aquades.
Data yang diperoleh dari hasil percobaan diolah dengan menggunakan perhitungan
analitik dan grafik dengan regresi linear untuk mengetahui hubungan antara
volume molar parsial dengan akar dari
molalitas larutan NaCl.
Hasil Dan Pembahasan
Percobaan ini menggunakan NaCl sebagai
zat terlarutnya. Dari percobaan yang telah
dilakukan pada penimbangan larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi, diperoleh
data pada tabel 1 sebagai berikut.
Dimana We adalah berat piknometer
kosong, Wo adalah berat piknometer yang berisi aquades dan W merupakan berat
piknometer berisi larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi. Temperature ruangan
pada saat percobaan adalah 26 ⁰C.
Berdasarkan data hasil praktikum pada
tabel 1, dapat dilakukan analisis data untuk menentukan densitas larutan NaCl
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
Dimana do = 0,9959
g/cm³. Sehingga diperoleh hasil analisis data
pada tabel 2 sebagai berikut.
Dari
hasil analisis data pada tabel 2, terlihat bahwa densitas larutan NaCl
dalam berbagai konsentrasi berbeda-beda. Semakin tinggi konsentrasi larutan
NaCl menunjukan semakin tinggi pula densitasnya. Hal tersebut disebabkan karena
semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, maka akan semakin banyak jumlah
partikel dalam larutan tersebut. Atau dengan kata lain, konsentrasi larutan
berbanding lurus dengan densitasnya. Dari tabel 2 juga terlihat bahwa berat
piknometer yang berisi larutan NaCl lebih besar daripada berat piknmoter yang
berisi aquades. Hal ini karena dalam larutan NaCl terdapat zat terlarut yaitu
kristal NaCl yang larut dalam air sehingga larutan NaCl lebih berat daripada
aquades.
Densitas larutan NaCl yang telah
diperoleh pada tabel 2 kemudian digunakan untuk menentukan molalitas larutan
NaCl dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil
perhitungan molalitas larutan NaCl dengan menggunakan persamaan diatas, maka
volume molal parsial larutan NaCl dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut.
Sehingga
dari kedua persamaan diatas, didapatkan harga molalitas dan volume molal
parsial larutan NaCl yang
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan diatas. Dan dapat di tuliskan dalam
bentuk grafik regresi linier yang terdapat pada tabel 3 adalah sebagai berikut.
Dari tabel 3, diperoleh grafik hubungan
antara volume molal parsial dengan akar dari molalitas pada gambar 1 dan pada
gambar 2 sebagai berikut.
= 25, 92
Slope = volume molal parsial = 25,
92 cm3/mol
Tabel 3 menunjukkan nilai volume molal parsial, terlihat
bahwa volume molal parsial semakin turun seiring dengan
penurunan konsentrasi zat terlarutnya. Volume molal
parsial dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Berdasarkan teori Dogra volume
molal parsial berbanding lurus dengan konsentrasinya. Jadi semakin besar
konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula volume molar parsial suatu
larutan. Dalam percobaan ini, terjadi penurunan volume molal parsial pada
variasi konsentrasi 2,0544 M; 1,0272 M; 0,5136 M; 0,2568 M; dan 0,1284
M.
Kesimpulan
Dari percobaan yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan, yaitu : 1) volume molal parsial larutan
NaCl yaitu 25,92 cm3/mol
dan 2) konsentrasi zat terlarut mempengaruhi nilai densitas, molalitas,
dan volume parsial larutan NaCl atau konsentrasi berbanding lurus dengan
densitas dan volume molal parsial.
Daftar
Pustaka
Atkins,
P.W.1994.Kimia Fisika. Jakarta:
Erlangga.
Bird,
T.1993. Kimia Fisika Untuk Universitas.
Jakarta: PT Gramedia.
Chang, R., 2005. Kimia
Dasar Konsep – Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Dogra, S. K. dan Dogra.1990. Kimia Fisik dan Soal Soal. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Harjito, 2013, Panduan penulisan manuskrip., diunduh di
www.facebook.com/groups/chemisfun/shshhsnshhhs.pdf pada tanggal 1 September
2013.
Wahyuni, Sri, 2011, Diktat petunjuk Praktikum Kimia Fisik, Penerbit Jurusan Kimia FMIPA
UNNES, Semarang.
Komentar
Posting Komentar