isoterm adsorbsi karbon aktif
ISOTERM ADSORPSI
KARBON AKTIF
Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia
Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati
Semarang, Indonesia. Kode pos 50229
kibtiyahrahayu@gmail.com,
085640103552
Abstract
The purpose of this activity is to determine the adsorption isotherm
according freundlich for cloride acid adsorption on charcoal . To
determine the price constants Freundlich adsorption isotherms for the adsorption
of acetic acid on charcoal used titration method between an organic solution ( cloride acid ) concentration variation 6
, ie 0.5 N , 12:25 N , 0.125 N , 0.0625 N , 0.0313 N , 0.0156 N with NaOH 0.1
N. While the adsorbent used is charcoal that has been activated first . Data
resulting from the titration of acetic acid with sodium hydroxide solution were
processed using acid -base titration formula and then applied the Freundlich
equation . Obtained from the calculation that the concentration of cloride acid before adsorption is higher
than after adsorption . This is because the cloride acid has been adsorbed by activated charcoal . Based on observational
data it can be concluded that the isotherm is happening in this experiment is
the Freundlich adsorption isotherm . By equation freundlich adsorption
isotherms will be obtained and the constant value of the constant related to
the adsorption affinity .
Keywords : adsorption; activated carbon; isotherm; titration
Abstrak
Tujuan
dari kegiatan ini adalah
untuk menentukan isoterm adsorpsi menurut freundlich bagi proses adsorpsi asam klorida pada arang. Untuk menentukan harga
tetapan-tetapan adsorbsi isoterm Freundlich bagi proses adsorbsi asam klorida terhadap arang digunakan metode titrasi antara larutan
organik (asam klorida) 6 variasi konsentrasi, yakni 0.5 N, 0.25
N, 0.125 N, 0.0625 N, 0.0313 N, 0.0156 N dengan NaOH 0.1 N. Sedangkan adsorben yang digunakan adalah arang yang
telah diaktifkan terlebih dahulu. Data hasil titrasi asam klorida dengan larutan natrium hidroksida diolah dengan
menggunakan rumus titrasi asam-basa lalu kemudian diaplikasikan dalam persamaan
Freundlich. Adsorpsi karbon membuat konsentrasi asam klorida mengalami penurunan. Dari hasil perhitungan didapat
bahwa konsentrasi asam klorida sebelum adsorbsi
lebih tinggi daripada setelah adsorbsi. Hal ini dikarenakan asam klorida telah diadsorbsi oleh arang aktif. Berdasarkan data
pengamatan dapat disimpulkan bahwa isoterm yang terjadi dalam percobaan ini
adalah isoterm adsorbsi Freundlich. Semakin tinggi konsentrasi adsorbat maka
daya adsorbsinya pun akan meningkat sehingga semakin banyak pula zat yang teradsorbsi
demikian juga sebaliknya semakin rendah konsentrasi adsorbat maka daya
adsorbsinya akan menurun sehingga semakin sedikit zat yang teradsorbsi.
Kata
kunci : adsorbsi; isoterm; karbon
aktif; titrasi.
Pendahuluan
Adsorbsi secara
umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam
larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan
kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya. Adsorbsi dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu Adsorbsi fisik dan adsorbsi kimia.
Karbon aktif merupakan adsorben yang memiliki efektivitas
yang cukup tinggi. Menurut Khopkar, 2008, berbagai adsorben anorganik maupun
organik dapat digunakan untuk adsorpsi seperti aluminium, bauksit, magnesia,
magnesium silikat, kalsium hidroksida, silika gel, dan timah diatom. Di antara
adsorben organik yang paling sering digunakan adalah arang, gula dan karbon
aktif.
Dalam
adsorpsi dikenal dua istilah yaitu adsorben dan adsorbat. Adsorben adalah suatu
penyerap yang dalam hal ini adalah suatu senyawa karbon, sedangkan adsorbat
adalah suatu media yang diserap (Soedarsono dan Benny Syahputra, 2005). Selain
itu adsorben adalah zat yang mengadsorpsi zat lain dan adsorbat adalah zat yang
teradsorpsi zat lain (Castellan, 1928). Dengan kata lain adsorben adalah
penyerap dan adsorbat adalah yang diserap.
Suatu permukaan padatan yang
bersentuhan dengan larutan akan menyebabkan molekul-molekul terlarut terserap/
adsorp pada permukaan padatan. Adsorbsi molekul digambarkan sebagai berikut :
A + B —>
AB
Dimana
:
A
= adsorbat AB = jumlah bahan yang terserap
B
= adsorben
Energi yang dihasilkan seperti
ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals menyebabkan bahan yang teradsorp
berkumpul pada permukaan penyerap. Bila reaksi dibalik, molekul yang terserap akan terus berkumpul pada
permukaan karbon aktif sehingga jumlah zat diruas kanan reaksi sama dengan
jumlah zat pada ruas kiri. Apabila kesetimbangan telah tercapai, maka proses
adsorpsi telah selesai. (Arifin, 2008).
Menurut (Wahyuni, 2013) untuk
proses adsorbsi dalam larutan, jumlah zat yang teradsorbsi bergantung pada
beberapa faktor yaitu jenis adsorben, jenis adsorbat atau zat
yang teradsorbsi, luas permukaan adsorben,konsentrasi zat terlarut, temperatur.
Isoterm
adsorpsi adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fasa
teradsorpsi pada permukaan adsorben dengan fasa ruah saat kesetimbangan pada
suhu tertentu. Ada tiga jenis hubungan matematik yang digunakan untuk menghitung
atau menjelaskan isoterm. Persamaan ini dikemukakan oleh freundlich yang
dinyatakan sebagai :
x = banyaknya zat terlarut yang teradsorpsi m = massa adsorben
(g)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan setelah k,n = konstanta adsorben
tercapai kesetimbangan adsorpsi
Persamaan di atas dapat diubah menjadi :
Dari
persamaan isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air.
Dengan isoterm ini dapat ditentukan efisiensi dari suatu adsorben (Castellan,
1982). Persamaan yang telah diuraikan di atas mengungkapkan bahwa bila suatu
proses adsorpsi menuruti isoterm freundlich, maka alur log x/m terhadap log C
akan merupakan garis lurus. Dari garis dapat dievaluasi tetapan-tetapan k dan
n.
Karbon aktif merupakan senyawa
karbon amorph dan berpori yang mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari
bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa, dan sebagainya)
atau dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun
fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Dalam satu gram karbon
aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat
efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran
0.01-0.0000001 mm. Daya serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25- 1000%
terhadap berat karbon aktif.
Oleh karena itu dilakukan percobaan untuk
menentukan isoterm adsorpsi menurut freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat
maka digunakan adsorben arang aktif.
Metode
Untuk
menentukan isoterm adsorpsi menurut freundlich bagi proses adsorpsi asam klorida pada arang menggunakan
metode titrasi. Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : HCl pekat yang dilarutkan dalam aquades menjadi
larutan asam klorida
0,5 N; 0,25 N; 0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N, adsorben arang, 0,8 gram
natrium hidroksida for syn produksi dari merck, dan indikator phenol
phthalein. Sedangkan Alat-alat
yang digunakan adalah : cawan porselin, labu erlenmeyer bertutup 250 mL sebanyak 12 buah,
labu erlenmeyer 150 mL sebanyak 6 buah, pipet volume 10 mL sebanyak 2 buah,
pipet volume 25 mL sebanyak 4 buah, buret 50 mL, corong sebanyak 6 buah.
Percobaan
dilakukan dengan menggunakan asam klorida dengan 6 variasi konsentrasi. Adsorben yang
digunakan adalah arang yang telah diaktifkan sebelumnya. Pengaktifan arang dilakukan dengan cara
pemanasan menggunakan suhu yang tinggi dan tidak sampai membara. Perlakuan ini
dimaksudkan agar arang
tidak menjadi abu.
Arang aktif
digunakan untuk mengadsorbsi asam klorida dengan variasi konsentrasi 0.5 N,
0.25 N, 0.125 N, 0.0625 N, 0.0313 N, 0.0156 N yang diperoleh dari hasil titrasi
dengan NaOH 0.1 N. Asam klorida yang dititrasi berasal dari sisa asam yang
digunakan pada percobaan. Massa arang aktif yang digunakan dalam setiap varian
konsentrasi asam klorida adalah 1 gram. Volume asam klorida yang ditambahkan ke
dalam Erlenmeyer yang berisi 1 gram arang aktif adalah 100 mL. Setelah arang
aktif tercampur bersama dengan asam asetat, kemudian labu Erlenmeyer ditutup
dan dibiarkan selama setengah jam dengan perlakuan pengocokan tiap 10 menit
dengan rentang waktu 1 menit pengocokan dan temperature dijaga agar tetap
konstan. Langkah ini dilakukan guna menjaga kestabilan adsorben dalam
mengadsorbsi adsorbat. Setelah setengah jam, larutan disaring menggunakan
kertas saring yang kering. Filtrat hasil dari penyaringan tersebut kemudian
dititrasi dengan NaOH 0.1 N menggunakan indikator fenolftalein. Dalam percobaan
kali ini diambil 5 mL dari dua konsentrasi asam klorida tertinggi, berikutnya
12.5 mL, dan dari ketiga larutan dengan konsentrasi terendah diambil
masing-masing 25 mL. Titrasi dilakukan secara duplo (dua kali pengulangan).
Titik akhir titrasi ditandai dengan munculnya warna merah muda pada larutan
yang tidak hilang pada saat dikocok. Apabila larutan telah mencapai titik akhir
titrasi, maka proses titrasi dihentikan.
Pada percobaan
isoterm adsorbsi karbon aktif ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan
adsorbsi menurut Freundlich bagi proses adsorbsi asam asetat pada arang.
Variabel yang terukur pada percobaan ini adalah volume NaOH 0.1 N sebagai titer
yang digunakan untuk menitrasi HCl. Setelah konsentrasi awal dan akhir
diketahui, maka konsentrasi HCl yang teradsorbsi dapat diketahui dengan cara
pengurangan konsentrasi awal dan akhir. Selanjutnya dapat diketahui massa HCl
yang teradsorbsi.
Untuk
mengetahui isoterm adsorpsi menurut freundlich bagi proses adsorpsi asam klorida pada arang, maka dari
data yang diperoleh dibuat suatu grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat
dan C sebagai absis. Dari persamaan grafik dianalogikan dengan persamaan
freundlich akan didapat nilai k dan n.
Hasil Dan Pembahasan
Hasil
pengujian isoterm adsorpsi karbon aktif dengan arang sebagai adsorben dan asam klorida sebagai adsorbat dapat dilihat
dari tabel di bawah ini.
Konsentrasi HCl (N)
|
Awal
|
Akhir
|
||||
HCl (mL)
|
NaOH
|
HCl
|
NaOH
|
|||
0,5
|
5
|
32,1
|
30,9
|
5
|
31,2
|
-
|
0,25
|
5
|
15,1
|
16,2
|
5
|
15,5
|
-
|
0,125
|
12,5
|
19,7
|
19,2
|
12,5
|
19,5
|
-
|
0,0625
|
25
|
25,5
|
-
|
25
|
21,2
|
20,7
|
0,0313
|
25
|
10,1
|
-
|
25
|
13,0
|
12,8
|
0,0156
|
25
|
8,00
|
8,3
|
25
|
7,5
|
7,48
|
Tabel 1 menunjukkan
kekurangstabilan volume NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan HCl sisa reaksi
dengan karbon.
Perhitungan
Diketahui
[NaOH] = 0,1 N
Asam Klorida
yang diabsorbsi = 100
Konsentrasi awal HCl
Konsentrasi awal HCl
1. V1
x N1 = V2 x N2
31,5 x 0.1 = 5 x N2
N2 =
0.636 N
2. V1 x N1 =
V2 x N2
15,65
x 0.1 = 5 x N2
N2 =
0.313 N
3. V1
x N1 = V2 x N2
19,45 x 0.1 =
12.5 x N2
N2 = 0,1556
N
4. V1
x N1 = V2 x N2
25,5 x 0.1 = 25 x N2
N2 =
0.102 N
5. V1
x N1 = V2 x N2
10,1 x 0.1 =
25 x N2
N2 =
0.0404 N
6. V1
x N1 = V2 x N2
8,15 x 0.1 = 25 x N2
N2 =
0.0316 N
a. Konsentrasi
akhir CH3COOH
1. V1
x N1 = V2 x N2
31,2 x 0.1 = 5 x N2
N2 =
0.624 N
2. V1
x N1 = V2 x N2
15,5
x 0.1 = 5 x N2
N2 =
0.31 N
3. V1
x N1 = V2 x N2
19,5
x 0.1 = 12.5 x N2
N2 =
0.156 N
4. V1
x N1 = V2 x N2
20,95 x 0.1 = 25 x N2
N2 =
0.0838 N
5. V1
x N1 = V2 x N2
12,9 x 0.1 = 25 x N2
N2 =
0.0516 N
6. V1
x N1 = V2 x N2
7,49 x 0.1 = 25 x N2
N2 =
0,02996
b. Jumlah zat yang teradsorbsi
(x)
1. x1 = (Cawal-Cakhir)
x Mr x V / 1000
= (0,636-0,624) x 60,05 x 100 / 1000
= 0,07206 gram
2. x2
= (Cawal-Cakhir)
x Mr x V / 1000
= (0.313-0.31) x 60,05 x 100 / 1000
= 0,018015 gram
3. x3
= (Cawal-Cakhir)
x Mr x V / 1000
= (0,1556-0,156) x 60,05 x 100 / 1000
= - 0,02402 gram
4. x4
= (Cawal-Cakhir)
x Mr x V / 1000
= (0,102-0,0838) x 60,05 x 100 / 1000
= 0,109291 gram
5. x5
= (Cawal-Cakhir)
x Mr x V / 1000
= (0.0404 -0.0516) x 60,05 x 100 / 1000
= - 0.067256 gram
6. x6
= (Cawal-Cakhir)
x Mr x V / 1000
= (0.0316 -0,02996) x 60,05 x 100 / 1000
= 0,0098482 gram
Dari data yang diperoleh
dilakukan perhitungan dan didapat hasil
sebagai berikut :
Tabel 2. Data Hasil
Perhitungan
M HCl
|
x (gram)
|
|
|
log C
|
||
Awal
|
Akhir
|
Yang Teradsorpsi
|
||||
31,5
|
31,2
|
0,3
|
0,07026
|
0,07026
|
-1,1423
|
-0,5228
|
15,65
|
15,5
|
0,15
|
0,018015
|
0,018015
|
-1,7443
|
-0,8239
|
19,45
|
19,5
|
-0,05
|
-0,02402
|
-0,02402
|
|
|
25,5
|
20,95
|
4,55
|
0,109291
|
0,109291
|
-0,9614
|
0,6580
|
10,1
|
12,9
|
-2,8
|
-0,067256
|
-0,067256
|
|
|
8,15
|
7,49
|
0,66
|
0,009842
|
0,009842
|
-2,0066
|
-0,1804
|
Dari
data pengamatan dan hasil perhitungan, isoterm yang terjadi cenderung pada
isoterm adsorpsi Freundlich. Konsentrasi
asam klorida sebelum adsorpsi
lebih tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam klorida telah diadsorpsi oleh
arang aktif. Dari data dapat
dibuat suatu grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai absis.
Grafik hubungan
antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m dengan log C dari percobaan
dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini.
grafik 1. Grafik isoterm
adsorpsi freundlich
Grafik di atas diperoleh dari perhitungan menggunakan
persamaan Freundlich. Isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya
lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun
pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat
heterogen.
Dari persamaan grafik tersebut jika dianalogikan dengan
persamaan Freundlich akan didapat nilai k dan n. Persamaan isoterm adsorpsi
freundlich dapat dituliskan sebagai berikut.
Log
(x/m) = log k + 1/n log c
Sedangkan persamaaan grafik isoterm adsorpsi Freundlich
adalah,
y = 0,400 x – 1,376
sehingga didapat nilai log k sama dengan -1,376 dan 1/n
sama dengan 0,400. Nilai k tidak terdefinisi dan nilai n adalah 2,5.
Adsorpsi karbon membuat konsentrasi asam asetat mengalami
penurunan. Pada data di atas penyerapan tiap percobaan terjadi ketidaksamaan
antara data 1 sampai 6 dapat dilihat dari x gram (jumlah zat yang teradsorpsi)
kurang stabil. Hal ini terjadi karena dalam adsorpsi terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi hasil adsorpsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi yaitu
: (1) sifat serapan, adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya
ukuran molekul serapan dari struktur yang sama seperti dalam deret homolog; (2)
suhu, faktor yang mempengaruhi suhu proses adsorpsi adalah viskositas dan
stabilitas senyawa serapan; (3) pH, adsorpsi akan meningkat jika pH diturunkan
dengan menambah asam-asam mineral; (4) waktu singgung, bila
karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang
yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga
mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada
partikel karbon aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan
yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama. Ketidaksesuaian hasil percobaan ini dimungkinkan pula
terjadi karena adanya kesalahan pada saat percobaan, sehingga
hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori yang ada.
Kesimpulan
Isoterm
adsorpsi karbon aktif merupakan hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi
(asam klorida)
persatuan luas atau persatuan berat adsorben, dengan konsentrasi zat terlarut
pada suhu tertentu. Isoterm yang terjadi pada percobaan ini adalah isoterm
adsorpsi Freundlich. Dari data perhitungan diperoleh harga n = 2,5 sedang harga k
tidak terdefinisi.
Daftar Pustaka
Castellan GW, 1982, Physichal
Chemistry,
Third Edition, General Graphic
Services, New York.
Harjito, 2012, Panduan layout naskah dari manuskrip
menggunakan Scribus bagi pemula, Chemistri
in Education 5(2): 67-81.
Harjito, 2013,
Panduan penulisan manuskrip., diunduh
di www.facebook.com/groups/chemisfun/shshhsnshhhs.pdf pada tanggal 1 September
2013.
Kateren,
1987, Pengantar Tekhnologi Minyak dan
Lemak Pangan , Edisi 1, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Khopkar, S.M. 2008, Konsep Dasar Kimia Analitik, penerbit UI Press, Jakarta.
Soedarsono dan Benny Syahputra (2005); Pengolahan Air Limbah Batik
Dengan Proses Kombinasi Elektrokimia, Filtrasi, dan Adsorbsi. Prosiding
Seminar Nasional Pengolahan Limbah : Prospek dan Tantangan Aplikasi. Akademi
Kimia Industri (AKIN) Semarang, hal. 76
Wahyuni, Sri, 2011, Diktat petunjuk Praktikum Kimia Fisik, Penerbit
Jurusan Kimia FMIPA UNNES, Semarang.
cara nyari n nya gimana ya kak?
BalasHapus